Kamis, 23 Desember 2010

Purnama di pantai selatan jawa (part II)

salah seorang teman dan bayangannyapantai ujung genteng, 07.30
tidak serta merta larut dalam kekecewaan, kamipun melanjutkan perjalanan dengan menyisir pantai. sedikit demi sedikit ujung genteng mulai menampakkan pesonanya. setelah berjalan kira-kira 500 meter, pasir pantai yang tadinya agak halus sekarang berupa campuran kerikir dan pasir. laut yang sebelumnya biru kosong, tanpa pemandangan apapun, berubah wujud menjadi laut dengan warna biru kehijau hijauan karena dipenuhi biota laut seperti lumut dan rumput laut. terlihat ikan berenang di sela-sela rumput laut dan bebatuan.
pemandangan ini, membuat kami betah berlama-lama dipantai. kami pun asik sendiri. saya melempar pandangan jauh ke langit dan ke laut lepas dan sibuk melamun. si ikha berlama lama di air untuk melihat lihat binatang dan tumbuhan laut. sedangkan febry masuk ke dunia fotografinya, mengambil gambar pantai dan dirinya.
Tempat Pelelangan Ikan(TPI), 08.02
kesibukan para pelelang ikan di pagi hari
“ikannya yang ini saja kha” sahutku pada ikha yang kebingungan di TPI ujung genteng. dia pun menyetujui pilihanku dan mulai menawar harga. TPI ini menampung beragam hasil laut. tidak hanya ikan tapi juga ada cumi-cumi, bintang laut dan lainnya. semua itu dionggokan dengan rapi di meja-meja tua yang penuh darah. kami,karena tidak tahan dengan bau amis yang timbul, segera beranjak meninggalkan TPI, setelah sepakat soal harga dengan di penjual.
Dari 'rumah darah', kami menuju sebuah rumah makan yang menyediakan jasa bakar ikan. Disana, kita tinggal memberikan ikan yang kita beli dan ibu penjual jasa ini akan menyulapnya menjadi ikan panggang nan lezat. kami pun menunggu ikan siap tersaji dengan melepas penat di beranda depan rumah makan sambil melihat aktivitas warga di sekitar tempat pelelangan. tak lama kemudian, ikan bakar sudah ada di depan mata. dua piring ikan bakar itupun disantap dengan lahap. disini baru mulai terasa, what an awesome holiday.
curug cikaso, 11.35
ikan bakar
perjalanan ke curug ternyata cukup jauh. kita harus balik ke surade lagi. setelah dihitung, total waktu perjalanan dari ujung genteng ke curug itu kira-kira 2,5 jam. tapi setelah sampai dicurug, kami bisa mengganti lelah di jalan dengan pemandangan yang menyejukkan mata.
febry, ikha dan air terjun merekacurug yang memang menjadi salah satu destini utama, menawarkan tentraman yang susah didapati di kota-kota besar. suara gemericik air yang jatuh dari atas dan kesejukan yang menyertainya membuat orang lupa akan semua kerjaan kantor. para pengunjung terlihat memasang mimik bahagia dengan lukisan senyum dibibir sambil menikmati riak riak air . bagi saya, ini adalah harmoni alam yang indah. disaat orang-orang berada dalam sebuah teater bahagia dengan simphoni suara alam serta panggung air terjun dan sungai yang mengalirkan dibawahnya. sungguh, sebuah lukisan dari sang pencipta yang agung.
curug cikaso yang terdiri dari tiga buah air terjun berukuran besar yang jernih inipun menjadi tempat foto-foto para candu kamera seperti saya. di air terjun ini juga, adegan mesra febry dan ikha di abadikan. hehe
muara cikarang, 15,57
hampir lupa diceritakan, kami menyewa angkot dari surade untuk mencapai curug. curug memang tidak dilalui kendaraan umum. selain menyewa angkot, ojek juga bisa jadi alternatif untuk mencapai daerah ini. selain ke curug, kami juga diantar ke muara cikarang.
suasana di muara cikarang relatif lebih sepi. ini karena kami memilih pemberentian di villa amanda. villa yangtergolong mewah dengan fasilitas restoran, penginapan kelas atas serta kolam berenang. bicara pemandangan didepannya, dari villa, jelas terlihat sebuah pulau kecil yang berada diantara pertemuan air tawar dan air asin. kitapun dapat membedakan air tawar dan asin karena tergambar jelas perbedaan warnanya. air tawar dari sungai berwarna kuning keruh serta air laur berwarna biru. jika kita melempar pandangan agak jauh ke depan, tepatnya diseberang muara, kita dapat melihat perkebunan kelapa dan beragam ladang serta hamparan padang rumput yang luas.
fasilitas villa amanda ini dan pemandangan yang terhampar di depannya membuat kita nyaman berlama-lama di ‘payung-payung’ yang tersedia di halaman depan villa.’payung-payung’ yang terdiri dari bangku dan meja kayu dengan atap ijuk adalah sebutan saya untuk temapat berteduh dan bercengkrama dari panasnya matahari sore.

muara cikaso terlihat dari kejauhan
tidak lama kemudian, bapak angkot sewaan datang menjemput. kami pun segera beranjak pergi. tapi kami tidak lantas langsung balik kepenginapan. kami sempatkankan berfoto-foto di tengah ilalang dan sawah yang berada beberapa meter sebelum keluar dari villa ini. beragam lagak dan aksi dicoba para model karbitan bertampang pas-pasan ini (termasuk saya). tidak lama kemudian mobil angkot kembali menderu, dan kami pun telah berada didalamnya.
lalu apa selanjutnya? kami akan menuju tujuan utama kami yaitu pantai pangumbahan. ada apa saja di pantai ini? mm, temukan jawabannya di catatan kaki berikutnya.
*photo by febry fawzi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar