Selasa, 11 Januari 2011

cerita pungguk dan bulan

aku si pungguk, petani sawah gelimang lumpur jijik .hari-hari menimang sabit dan cangkul menantang terik. mengais nasi lewat kaisan kaki kurik. fajar menyingsing hadirkan sejumput kopi pahit di cawan kotor berlurik. lelah berkunjung, obatnya teraman di bawah pohon randu dengan kepala menegadah ke mega-mega berbentuk sisik

siang menjelang, raut lusuh bak orang-orang sawah. perut bergurindam syalala dalam lapar. lalu duduk menghampar pada punggung si kerbau hitam legam. mengalunankan seruling memerih menyayat hati dengan sesekali terhenti untuk canda murahan burung pemakan padi. pungguk pintar belajar dari orang-orangan sawah yang kaku mimik, kerbau hitam legam yang hanya besar badan dan burung pemakan padi dengan ceracau tak berarahnya. 

===

aku bulan, meng-cleopatra-kan diri dalam dekorasi langit-langit malam. walau cahaya redup, ada aura yang hidup dalam kelam. sibuk merangkai seribu bintang dan diorama suam. hanya ada angkasa raya sedang yang lain negasi disemua hitungan jam. 

bulan mencari arah hidup dari tingkah polah sang rasi. becermin pesona pada venus yang kejora. belajar teori dan keteraturan pada orbit-orbit serta gravitasi membekali ketertarikan hingga lengan-lengannya menempel pada kaitan bumi sepanjang waktu. rasi bintang, kejora timur, orbit dan gravitasi telah mengarahkannya

===

pekikan pungguk sampai ke jagat raya. pungguk merindu bulan. garis muka dan gradasi sinar terbayang di pelupuk matanya. seakan tak sabar menanti senja.

teriakan pungguk sampai ke jagat raya. bulan telah banyak insaf, lalu lakukan azas pura-pura. dengan riang terus bermain awan tanpa peduli hiruk nya bumi yang menggoda, "itu, si pungguk bergalau hati, janganlah durjana hei bulan" 

di ulang-ulangnya teriakan itu oleh si pungguk..
hingga kesal bulan membalas, 

"hei pungguk, kau dengan sawah mu dan aku dengan jagat raya ku!!"


-- bersambung--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar