Minggu, 16 Januari 2011

lakon dua asmara

sebuah lakon asmara dua manusia
merajut cinta pada benang-benang angan, entah jadi kain pengantin nantinya atau kain buruk pengganti keset yang diinjak setiap orang lalu lalang
merangkai hati pada bunga-bunga rindu, entah akan mekar pada masanya atau menjadi layu sebelum berkembang.
menyatukan kisah pada mozaik kehidupan, entah semua potongan sesuai dan selesai atau terbengkalai oleh satu bagian yang menghilangkan dirinya.

saat bercumbu dunia terasa milik berdua
ceracau burung beo yang berusaha mengganggu tak di hirau, mungkin saja sang burung mengabarkan yang hina tentang kisahnya, tapi tetap saja, pecinta acuh.
leonardo da vinci yang asik melukis juga d abainya
bahkan ketika maestro mencoba menguak tabir mona lisa, saat orang lain tertegun mendengarkan, pengkasih terus saja melangkah kedanau kasmaran.
saat meteor dikabarkan akan menyentuh kulit-kulit bumi, merek tetap tenang, sang pria pun berkata " asal berdua-dua, tak bernyawapun aku rela". wah,sudah gila rupa-rupanya.

ya, seperti yang ku duga,
 
tak kusampaikan karenaku tak siapa, teman bukan, mak comblang tidak, apalagi wali nikah. lalu menjawab keentahanku yang menjalar. kesanksian akan kesungguhan, dan keniscayaan akan janji suci.

ya seperti yang ku kira
ini hanya euforia sementara,
laksana musafir gurun sahara mendapat oase, di dekati ternyata gambar fatamorgana. ke semuan lah yang nyata akhirnya.
kisah yang semenjana walau dulu membahana. sempat hingar bingar, kini jangan kan berbisik, bersuara pun tiada.
bagaimana tidak, cerita ada karena pelarian saja. pelarian dari luka sembilu lakon lama, pelarian dari sayatan-sayatan hati yang terluka. pelarian dari kenangan manis yang memahitkan.

ya, sudahlah, 
kututup sedikit catatan kelabu dua lakon
cukuplah menjadi pengingat diri sendiri.

ya, aku pergi dulu
hendak mencari lakon baru
permisi..

2 komentar: